Rabu, 28 September 2011

identifikasi masalah sosial


IDENTIFIKASI MASALAH SOSIAL SEKITAR LINGKUNGAN

Masalah sosial itu menurut saya pribadi adalah suatu perkara atau kejadian yang timbul karena suatu kesalahan, contoh sederhana nya adalah sampah, sampah menjadi masalah karena sampah tersebut tidak dapat diolah, dan karena tidak dapat diolah maka akan menumpuk dan menjadi bau lalu menimbulkan penyakit, nah disitu lah masalahnya dan bagaimana membuat masalah itu terpecahkan, maka saya akan mengidentifikasikan masalah sosial yang sedang marak terjadi di kota Jakarta kita ini.
1.      BANJIR
Banjir sudah menjadi langganan untuk wilayah jakarta yang menjadi ibukota Negara tercinta kita. Masalah yang satu ini tidak pernah ada habisnya dan tak ada satu pun yang berhasil menyelesaikan banjir ini, dari proyek pembangunan Banjir Kanal Timur(BKT) yang tak kunjung selesai sampai pelebaran kali malang yang terletak di Jakarta bagian timur, tapi dari semua proyek yang menguras APBN hingga ratusan juta pun tak mampu mengatasi masalah banjir, bukan hanya faktor pengurusan sarana dan prasarana saja yang menjadikan jakarta bebas banjir, tetapi dari warganya sendiri yang seenaknya saja yang membuang sampah di kali atau di got (saluran pembuangan air) sehingga membuat gorong-gorong mampet sehingga sistem drainesse tak mampu membuat debit air yang bertambah mengalir lepas ke laut.
Jadi saran saya perlu ada sosialisasi yang lebih lanjut dan signifikan kepada masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, lalu pemerintah harus serius dalam membuat suatu proyek besar sehingga tidak membuang “uang jajan” jakarta sebanyak mungkin.
2.      Kemacetan
Satu lagi masalah yang menjadi langganan kota kita, Jakarta. Tidak bisa dipungkiri kalau masalah ini memang selalu lekat di kota besar. Bayangkan saja setiap hari di Samsat  DKI Jakarta mencatat kurang lebih 1000 kendaraan bermotor baru yang akan memenuhi jakarta lagi. Tidak ada yang disalahi dan dibenarkan dalam masalah ini, saya akan merunut satu persatu secara ringkas yang menyebabkan Jakarta macet.
Pertama, masyarakat lebih memilih kendaraan bermotor pribadi sebagai jasa angkutan bagi si pemilik, alasannya simple yaitu, karena kurangnya kenyamanan dan keamanan ketika memakai kendaraan umum, contoh kasus yang terjadi di jakarta adalah pemerkosaan di dalam angkot (angkutan kota) yang baru-baru ini muncul.
Kedua, pemerintah dan aparat keamanan kurang tegas dalam menjalani tugas, banyak polisi terlalu santai menghadapi lonjakan kendaraan yang memadati Jakarta setiap harinya.
Dan yang ketiga, pengemudi angkutan umum sembarangan menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat, dan banyaknya angkutan umum yang ngetem di pinggir jalan.
Saya hanya memberi masukan sedikit untuk mengatasi masalah macet ini, yaitu seharusnya masyarakat Jakarta harus lebih sadar dalam menggunakan kendaraan pribadi karena dengan menggunakan pribadi anda telah mengotori  jakarta dan menambah kuota jumlah kendaraan yang melintas di Jakarta, lalu supir angkot dan penyedia jasa kendaraan umum harus lebih membuat penumpang nyaman dan aman saat menggunakan angkutan umum.
3.      Melonjaknya jumlah penduduk Jakarta, Pengemis, dan Anak Jalanan
Jakarta tidak ada habisnya, itu yang sering diungkapkan ketika melihat keadaan Jakarta, memang benar tidak ada habisnya, tidak habis di rundung masalah, tidak habis dirundung persoalan, dan masih banyak lagi yang ada di Jakarta kita.
Salah satu yang tidak pernah lepas dari masalah jakarta yaitu, anak jalanan dan pengemis, coba anda pikirkan berapa banyak pengemis yang “numpang lewat” di depan rumah anda? Banyak? Atau sedikit?, merunut dari pertanyaan tadi pasti ada yang menanggapi banyak atau sedikit, tapi yang jelas pengemis dan anak jalanan setiap hari semakin banyak, apa yang menyebabkan lonjakan pengemis dan anak jalanan di Jakarta melonjak? Menurut saya karena perpindahan penduduk dalam skala besar ke Jakarta untuk mengadu nasib, tetapi percaya atau tidak sekitar 80% penduduk pindahan yang ke Jakarta ternyata tidak mempunya bekal apa-apa alias tidak mempunyai keahlian khusus, bisa dikatakan mereka hanya bermodal tekat dan nekat, sungguh na’as dengan keadaan seperti itu.
Lalu bagaimana upaya kita untuk mengatasi masalah ini? Kita sebagai Mahasiswa tak bisa  berbuat banyak atau nyaris tidak bisa berbuat apa untuk mengatasi lonjakan penduduk tersebut, dan pemerintah sendiri pun sudah cukup sulit untuk mengatasi masalah ini, dan untuk anak jalanan dan pengemis kita hanya bisa mereka sosialisasi tentang pendidikan, memberi pendidikan kepada anak jalanan dan pengemis yang buta huruf.

Sebenarnya masih banyak masalah di Jakarta yang harus diketahui dan di pecahkan, karena Jakarta sebagai Ibukota Indonesia  masih banyak yang harus dibenahi secara mendalam dan berstruktur. Cukup sekian dan terima kasih

*tulisan ini sepenuhnya dikarang dan dibuat sendiri
Tanpa unsur meng-copy paste dari sumber lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar